Apa itu engagement blog? Yaitu interaksi antara pembaca dengan pemilik blog, dalam bentuk komentar. Dan menurut teman-teman, apa saja sih yang bisa memancing pembaca agar mau berkomentar di blog kita? Konten yang berkualitas? Well, itu bener sih. Tapi ternyata ada hal lain yang juga bisa memengaruhi orang untuk mau meninggalkan komentar di blog kita. Desain blog.
Emang ada hubungannya ya desain blog dengan keinginan orang untuk meninggalkan komentar? Emangnya berpengaruh ya?
Well, faktor pertama yang akan membuat pembaca mau baca dan kemudian berkomentar pastinya adalah isi dari konten kita sendiri. Namun, ternyata tampilan dan desain blog secara keseluruhan juga berpengaruh lo.
Kok bisa?
Ya, coba kita bayangkan. Datang ke satu blog, lalu ada “sesuatu yang mengganggu” atau “sesuatu yang enggak banget” pada tampilan atau desain blog. Bukan nggak mungkin, kita pun akan segera pergi dari blog tersebut kan? Nggak peduli deh kita sudah baca kontennya beneran atau belum.
Kalau pembaca sudah pergi bahkan sebelum membaca kontennya, ya gimana mereka akan meninggalkan komen? Betul nggak?
Selain itu, misalnya, nggak ada yang salah nih dengan tampilan blognya, tapi begitu baca kontennya, juga “ada sesuatu yang mengganggu”. Ah, ya ngapain juga kita lanjutkan membaca? Nggak enak ini dibacanya. Mendingan cari bacaan yang lain.
Atau, sebenarnya bagus sih, kontennya. Mau komen, tapi kok kotak komennya disembunyiin ya?
See? Ada kan hubungan antara desain blog dan keinginan orang untuk berkomentar, selain soal kontennya? Jadi, mari kita lihat satu per satu.
Trik mendesain blog yang menarik dan dapat meningkatkan engagement
1. Gunakan paragraf pendek
Saat kita sedang menulis, gunakanlah format paragraf-paragraf pendek. Kecenderungan pembaca online adalah mereka menghindari kesan tulisan yang terlihat rigid, padat, dan sekilas nampak kaku. Mereka akan langsung bilang, artikelnya membosankan!
Padahal, kan belum tentu.
Jadi, hal pertama yang kita lakukan untuk bisa meningkatkan engagement di blog adalah dengan membuat tulisan dalam paragraf-paragraf pendek. Dengan begini, pembaca akan melihat struktur tulisan yang kompak dan lebih ramah dibaca. Nggak bikin siwer.
Dengan mudah dibaca (dan ditambah kualitas konten yang baik) orang akan mengerti dan paham akan isi artikel kita, dan kemudian tergelitik untuk memberikan tanggapan.
2. Comment-friendly design
Sejauh pengamatan, ada beberapa model desain template blog yang pernah saya jumpai (bahkan sebagian pernah juga saya coba pakai) dan ternyata kurang nyaman untuk komentar. Yaitu desain yang:
- mempergunakan fitur Disqus, karena kita mesti punya akun Disqus untuk bisa komen. Sedangkan kadang orang malas mesti register-register lagi kalau hanya untuk komen saja.
- untuk kasih komen mesti ngeklik dulu, baru kemudian muncul popup atau window baru untuk komen. Terlalu ribet, katanya. Hehehe. Yah, memang netizen ini rada malas untuk ekstra klik ya, kalau tak sangat terpaksa.
- untuk kasih komen mesti nebak gambar dulu. Apalagi kalau artikel kita dibacanya via hape. Kadang gambarnya juga nggak jelas. Apalagi mesti masukkan captcha karakter yang kadang bikin selip jempol.
Memang sih, ini nggak berlaku untuk semua orang. Tapi kebanyakan keluhan inilah yang saya jumpai di antara teman-teman.
So, sebisa mungkin, hindarilah desain blog yang susah dikomen seperti ini.
3. Pergunakan poin-poin atau nomor-nomor
Perilaku pembaca media online adalah saat mereka datang ke satu halaman online, mereka akan scanning dan membaca cepat (skimming) dulu. Baru saat mereka menemukan kalau artikel kita bermanfaat, maka mereka akan mengulangi lagi membaca dari awal.
Ada penelitian yang membuktikan, bahwa mata kita otomatis akan terhenti saat sedang berusaha scanning artikel tertulis di media online kalau kita menemukan bullets, poin, ataupun nomor. Apalagi jika judul poinnya diberi huruf tebal. Paling mudah sih menggunakan tag heading sekalian. Jauh lebih mudah lagi untuk dibaca.
Penggunaan bullets atau poin-poin maupun nomor-nomor akan memudahkan pembaca untuk membaca dan memahami tulisan yang berupa rincian, ketimbang menuliskannya secara mendatar dengan beberapa tanda koma.
Jadi, pilihlah desain blog yang support bulleted list dan headings yang jelas dalam font dan ketebalan hurufnya supaya cukup catchy bagi pembaca online. Dengan membuat mereka benar-benar membaca dan memahami konten, maka tentunya mereka juga akan merasa mudah untuk memberikan tanggapan seperlunya.
4. Pilih desain blog yang support nested comment
Seperti apa sih nested comment ini? Seperti ini.
Nested comments dalam desain blog. Image via Stack Overflow
Dengan layout nested comments ini, pastinya akan menjadi lebih mudah untuk melihat balasan-balasan komen, sehingga tercipta interaksi yang lebih baik. Siapa tahu, orang lain juga tertarik dengan obrolan yang ada, hingga mau nimbrung juga kan?
Jadi terpancing untuk komen deh.
5. Kelola popup dan ads dengan baik
Kecenderungan pembaca online kita, kebanyakan masih merasa terganggu akan adanya iklan yang muncul di halaman-halaman media online, termasuk di dalamnya adalah blog yang dimonetasi. Apalagi jika penempatannya sampai mengganggu keasyikan membaca. Pasti mereka tak segan-segan mengakhiri kunjungannya meski artikel kita belum selesai terbaca semua.
Karena itu, buat teman-teman yang menambahkan script iklan dalam blog masing-masing harus pintar-pintar dalam penempatannya. Jika memang menggunakan popups, usahakan untuk tidak muncul di awal jendela artikel dibuka, ataupun di tengah-tengah. Taruhlah agak di akhir. Misalnya nih, kan bisa tuh diatur popups muncul saat pengunjung mulai mengarahkan cursor ke tanda silang untuk menutup jendela.
Begitu juga, untuk iklan afiliasi atau Adsense yang perletakannya di dalam artikel juga harus diatur dengan baik. Jangan terlalu banyak, hingga membuat pembaca menjadi risih.
Nah, demikian beberapa tip desain blog yang ramah pembaca, hingga kemudian bisa membuat pembaca tertarik untuk melakukan interaksi–misalnya dengan meninggalkan komen.
Semoga tips mengatur desain blog untuk meningkatkan engagement bermanfaat ya.
- Teknik Storytelling yang Bisa Dicoba oleh Blogger untuk Memulai Artikel Naratif - January 25, 2019
- Tip Membuat Desain Konten Visual yang Menarik dan Nggak Membosankan untuk Blogger - January 23, 2019
- Mengapa Subheadings dalam Artikel Penting, dan Bagaimana Cara Membuatnya Supaya Menarik - January 23, 2019